Nah, fenomena seperti ini salah satunya memang diakibatkan dari belajar ilmu agama tanpa guru. Maksudnya, bukan sama sekali tidak ada guru, melainkan orang itu tidak belajar lewat jalan proses belajar dengan benar. Bukan lewat jenjang kuliah yang benar, atau pun boleh jadi bukan berguru kepada guru yang kualified di bidang ilmu tertentu.
Sehingga apa yang disebutnya sebagai ilmu sesungguhnya cuma was-was dan issue-issue murahan yang tiap hari dihembus-hembuskan saja. Sama sekali tidak bertumpu pada disiplin ilmu agama yang baku dan muktamad, sebagaimana diwariskan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para salafusshalih di masa lalu. (inilah)
Wallahu a’lam bishshawab.
Oleh Ahmad Sarwat, Lc., MA