Eramuslim – Berdoa kepada Allah SWT yang menggunakan tawassul atau perantara Nabi Muhammad SWT dan orang-orang soleh merupakan bagian dari adab. Melalui tawassul doa dipercaya akan segera dikabulkan Allah SWT.
”Tawassul merupakan salah satu metode di dalam melakukan doa. Bahkan pada hakikatnya, tawassul merupakan salah satu adab di dalam melakukan permohonan kepada Allah SWT,” kata Ustadz Isnan Ansory Lc MA dalam bukunya” Pro Kontra Tawassul”.
Menurutnya, suatu hal yang lazim ketika seseorang merasa tidak pantas dalam memohon sesuatu, lantas menjadikan pertolongan pihak lain sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu tersebut.
Namun satu hal yang patut dicatat, bahwa yang menjadi obyek permohonan dan doa dalam aktivitas tawassul adalah Allah SWT semata. “Sebab memohon dan berdoa kepada selain Allah dalam hal-hal yang merupakan hak prerogatif Allah SWT, apakah melalui perantara ataupun tidak, merupakan perbuatan syirik yang haram,” katanya.
Karena itulah seorang Muslim yang bertawassul, wajib meyakini bahwa permohonan hajatnya harus senantiasa ditujukan hanya kepada Allah SWt semata. Dan juga wajib meyakini bahwa Allah-lah yang akan menjawabnya.
Sebab itulah, jika orang yang bertawassul meyakini bahwa media yang dijadikan untuk bertawassul kepada Allah itu bisa memberi manfaat dan derita dengan sendirinya sebagaimana Allah atau tanpa izin-Nya, niscaya dia telah berbuat kesyirikan. Allah SWT dalam surat Al-Jin ayat 18 berfirman: