Oleh Ustadz Didik Hariyanto MA
1. Gembira bertemu dan duduk berlama-lama dengannya
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas perjalanan orang-orang soleh terdahulu, mereka habiskan waktu malamnya bersama al Quran, mereka isi hari-harinya dengan firman Allah, mereka merasakan nikmat yang luar biasa dalam balutan kasih sayang al Quran.
Salah seorang ulama salaf dahulu menghabiskan waktu malamnya dengan bermunajat kepada Allah dan membaca al Quran. Beliau mengulang-ulang ayat:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam, 96).
Sampai datang waktu pagi. Setelah shalat subuh salah seorang muridnya datang menemuinya menanyakan atas apa yang dilihatnya semalam. Sang guru berkata: “tutuplah berita itu, jangan kau ceritakan kepada orang lain”. Sang murid menjawab: “saya akan menyembunyikannya selama guru masih hidup”. Sang guru berkata: “tatkala saya membaca ayat ini, aku merasakan dalam hati ada rasa kasih sayang, setiap kali mengulanginya maka semakin besar rasa itu oleh karenanya aku berlama-lama menikmati rasa itu”.
– Al Aswad mengkhatamkan Al Quran pada bulan Ramadhan setiap dua malam, beliau tidur antara Maghrieb dan Isya dan di luar Ramadhan mengkhatamkan Al Quran setiap enam hari.
– Urwah bin Zubair setiap hari selalu membaca seperempat al quran dan begitu juga dalam shalat malam, beliau tidak pernah meninggalkannya kecuali pada saat kakinya dipotong…
– Ketika Abu Ja’far Al Qori’ dimandikan, orang-orang pada melihat di antara tenggorokan dan hatinya seperti lembaran Al Quran, yang hadir menyaksikannya tidak meragukan lagi kalau itu cahaya al Quran.
– Saat Abu Bakar ‘Ayyasy menghadapi sakaratul maut saudarinya menangis. Beliau berkata: “wahai saudariku, lihat ke pojok itu sesungguhnya saudaramu telah mengkhatamkan al Quran 18 ribu kali di situ”
– Al a’masy berkata: “Yahya bin Watsab termasuk orang yang paling indah bacaan Qurannya, sehingga saya ingin mengecup dahinya (sebagai penghormatan) karena saking bagusnya bacaannya. Kalau beliau sedang membaca al Quran engkau tidak akan mendapatkan satupun gerakan di masjid seakan-akan di masijid sedang tidak ada orang. (khusyuk mendengarkan”
2- Al Quran selalu menjadi rujukan hidupnya, dalam kesulitan maupun kegembiraan
3- Patuh atas semua perintah dan larangannya.