Syaikh Ahmad berpesan Jika Anda sudah masuk Islam, jangan belajar dari orang lain karena banyak kelirunya, tapi belajarlah dari akhlak Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Kalau Ulama mengukur segala sesuatu dengan ilmu. Kalau orang lain mengukurnya dengan hawa nafsu. Ulama kalau melihat sesuatu diam dulu. Kalau orang lain langsung merespons dan menyebarkannya.
“Fitnah itu sedang tidur, maka janganlah Anda membangunkan fitnah itu karena akan menyebabkan perpecahan dengan bangunnya fitnah tersebut,” jelas Syaikh Ahmad.
Khalifah Umar bin Abdul Azis radhiyallahu ‘anhu berkata: “Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika engkau tidak bisa mencintai mereka, janganlah engkau membenci mereka.”
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba Nya adalah mereka para ulama.” (QS Fathir: Ayat 28)
Jadi kesimpulannya, menyikapi fitnah harus dengan kebijaksanaan ilmu. Dan ilmu yang dimaksud hanya bisa didapat dari akhlak Nabi dan para ulama. Jangan terpengaruh dengan perkataan atau kabar dari orang lain. Jika tak mampu berbicara baik, lebih baik diam.
Mudah-mudahan Allaah Ta’ala memberikan hidayah dan taufik-Nya serta menjaga kita dari kejahatan segala fitnah terutama fitnah Dajjal di akhir zaman. (sdo)