Eramuslim – Umat Islam berbondong-bondong mempersiapkan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha. Kurban dalam bahasa Arab adalah Qurban, yang berarti dekat atau mendekatkan atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan.
Setiap anggota tubuh hewan tersebut akan menjadi pahala bagi penyembelih hewan, dari mulai kuku-kukunya, bulu-bulunya hingga tanduknya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(( مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا. ))
“Barang siapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami.”
Dalam Alquran surat Al-Hajj ayat 37:
“Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Namun, ada beberapa hal yang dapat menghanguskan amalan berkurban. Apa saja itu? Menurut Ustadz Abdul Somad, sikap yang dapat menghanguskan amalan berkurban salah satunya Syirik.
Syirik itu sendiri adalah Itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah.