Eramuslim – SALAH satu fenomena unik yang akan kita temukan dalam Alquran adalah hubungan antara salat dengan memberi makan orang miskin.
Berulang kali Allah menggandengkan ayat tentang keduanya, seakan tidak ada artinya salat tanpa perhatian kita pada orang-orang miskin. Coba lihat bagaimana Allah menyebut orang-orang yang salat dalam Firman-Nya,
“Kecuali orang-orang yang melaksanakan salat, (yaitu) mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta.” (QS.Al-Maarij:22-25)
Coba perhatikan, saat menyebut tanda-tanda orang salat, Allah menyebut mereka sebagai orang yang melaksanakan salat dan menyisihkan sebagian hartanya untuk orang miskin. Ini membuktikan bahwa sebanyak apapun ibadah seseorang tak akan berarti apa-apa jika tidak disertai dengan kepedulian kepada sesama.
Dan di saat Allah ingin memuji prestasi besar dari ibadah hamba-Nya, lihatlah amal apa yang pertama kali disebutkan,
“Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (Al-Insaan:7-8)
Disaat bicara tentang para penghuni Neraka Saqar, penyebab kesengsaraan mereka bukan hanya karena tidak solat saja, tapi juga karena tidak memberi makan orang-orang miskin.
“Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar?” Mereka menjawab, “Dahulu kami tidak termasuk orang-orang yang melaksanakan shalat, dan kami (juga) tidak memberi makan orang miskin. (QS.Al-Muddatsir:42-44)