Eramuslim – Allah berfirman, “Dan demi bumi yang mempunyai retakan.” (At-Thariq: 12). Ayat ini menggunakan kalimat sumpah, padahal Allah tidak butuh bersumpah.
Dari sini kita mengerti bahwa sumpah menunjukkan betapa pentingnya retakan-retakan bumi hingga Allah bersumpah atasnya.
Kita menjadi bertanya-tanya mengenai makna ayat ini, apa pentingnya retakan-retakan bumi?
Saat kita menyiram benih di tanah dan menyiraminya dengan air, volume tanah akan bertambah dan kemudian retak, lalu membentuk jalan keluar untuk tunas benih tersebut.
Jika fenomena ini tidak terjadi, mustahil benih itu bisa tumbuh menghasilkan tanaman. Jadi, retakan adalah salah satu sarana untuk memberikan ventilasi bagi tanah dan memperbaharui kesuburannya.
Menurut para pakar geologi, bumi pada masa purbakala hanya terdiri atas satu segmen saja. Jutaan tahun kemudian dan akibat tekanan dahsyat dari perut bumi, kulit bumi menjadi retak.
Hal it terus berlangsung sampai sekarang hingga terbentuk benua-benua dan samudra-samudra seperti yang kita kenal saat ini.
Bumi tempat kita tinggal dan hidup, mempunyai lapisan terluar yang padat. Lapisan ini kemudian terbelah menjadi banyak lempeng yang membentang sepanjang ratusan ribu kilometer dan memiliki kedalaman sekitar 65 sampai 150 kilometer dari semua arah.