Satu siklus komet ini membutuhkan waktu 76 tahun. Jadi bumi berevolusi dan kembali, bulan berevolusi dan kembali, matahari bervolusi dan kembali, komet-komet berevolusi dan kembali, dan semua benda langit berevolusi pada orbitnya yang berbentuk elips dan kembali lagi ke tempatnya semula.
Inilah tafsiran pertama tentang langit yang mengandung ar-raj’u. Tafsiran kedua, gas- gas yang Allah tempatkan di udara mengandung ar-raj’u (sifat kembali dan memantulkan).
Oksigen yang dihirup manusia dikeluarkan dalam bentuk karbon dioksida, kemudian diambil oleh tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk oksigen kembali.
Jadi, oksigen memiliki siklus alamiah, yaitu dari oksigen menjadi karbon dioksida dan menjadi oksigen lagi.
Tafsiran ketiga, jika anda mengirim gelombang elektro magnet ke langit, gelombang iu akan kembali lagi ke bumi. Sistem transmisi saat ini menggunakan prinsip ini.
Tafsiran keempat, jika uap air naik ke langit, ia akan kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan, Allah berfirman, “Demi langit yang mengandung hujan (ar-raj’u) …” (Ath-Thariq: 11)
Langit mengembalikan uap air yang datang dari bumi dalam bentuk hujan, gelombang elektro magnet dalam bentuk transmisi, dan gas-gas dengan segala perubahannya dalam bentuk asalnya.
Semua benda langit akan kembali ke tempat semula karena ia berputar dan bergerak dalam lintasan yang berbentuk elips.
Maka, ketika Allah berfirman dalam ungkapan yang ringkas penuh mukjizat,
“Demi langit yang mengandung ar-raj’u ,” itu artinya bahwa firman tersebut bersumber dari Sang Pencipta semesta ini. (Okz)
Sumber Buku Pintar Sains Dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah karya Dr.Nadiah Thayyarah.