Barulah seorang peneliti bernama Sir Francis Goly pada 1800-an mengungkapkan bahwa pola lingkaran pada ujung jari seseorang, yang kemudian dikenal sebagai sidik jari adalah unik untuk tiap individu.
Berlanjut pada era modern, fakta-fakta tentang keunikan sidik jari semakin jauh terungkap. Pola sidik jari seseorang ternyata dibentuk hanya beberapa saat sebelum bayi dilahirkan. Pola tersebut akan tetap sama seumur hidup, tidak berubah, kecuali ada bekas luka di sana.
Tak hanya itu, begitu uniknya pola sidik jari bagi orang yang kembar identik sekali pun, dengan pola DNA sekuens yang sangat mirip, memiliki pola sidik jari yang berbeda.
Terkait menjadikan sidik jari sebagai identitas, dapat dibuktikan dengan teknik identifikasi menggunakan sidik jari yang sudah diakui secara legal oleh banyak organisasi kepolisian di dunia. Legalisasi secara internasional ini juga telah berjalan lebih dari 25 tahun. Bahkan di banyak negara identifikasi dengan sidik jari sudah dilakukan lebih dari 100 tahun lamanya.
Hingga saat ini, belum ada teknik verifikasi identifikasi lain yang dapat melebihi efektivitas pengenalan melalui sidik jari. Kode dan pola sidik jari mungkin dapat diidentikkan dengan barcode yang dipakai dalam dunia perdagangan saat ini.
Pengetahuan ini dikutip dari buku yang berjudul “Tafsir Ilmi : Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Alquran dan Sains” disusun oleh Lajnah Pentashihab Mushaf Alqurab Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. (Okz)