Jika sikap jujur dan bersihnya itu ternyata berhasil mengantarkannya menjadi seorang pemimpin, maka itu adalah jalan terbaik untuknya menurut Allah SWT. Sedangkan apabila sikap jujur dan bersihnya itu ternyata tidak mengantarkannya menjadi seorang pemimpin, maka, itulah jalan terbaik menurut Allah untuknya.
Allah berfirman, Dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. al-Baqarah [2]: 216)
Pengetahuan kita tentang kehidupan ini sangatlah minim. Sedangkan pengetahuan Allah sangat luas, tiada pernah bisa terukur. Pada hakikatnya, apa pun hasil yang kita dapatkan, menyenangkan ataupun tidak, sesuai harapan atau pun tidak, semua itu adalah ujian dari Allah. Karena di dalam hidupnya, seseorang akan diuji dengan dua hal yaitu kesenangan dan ketidaksenangan.
Allah SWT berfirman, Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. al-Baqarah [2]: 214)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap orang yang beriman pasti akan diberikan ujian. Karena, surga tidak akan diraih begitu saja, melainkan setelah seseorang melalui dengan baik ujian dari Sang Pemilik surga dan neraka.
Ayat tersebut juga mengajarkan kepada kita bagaimana sikap yang semestinya saat kita menghadapi hasil atau kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Allah SWT menjanjikan pertolongan kepada kita, saat kita menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Syaratnya adalah bersabar. Yaitu, dengan tetap yakin kepada Allah, tidak berpaling sedikit pun dari-Nya dan tidak menjauh dari-Nya. Semakin muncul rasa kecewa dan sedih di dalam hati, maka semakin kuatlah kita berpegang kepada-Nya. Yakinlah bahwa Dia memiliki rencana yang lebih baik untuk kita.
Sedangkan jika yang kita hadapi adalah hasil atau kenyataan yang menggembirakan, sesuai harapan, bahkan lebih baik dari keinginan kita, maka tetap bersabarlah. Bagaimana cara bersabar dalam situasi seperti ini? Berterima kasihlah, bersyukurlah, kembalikan kegembiraan dan kebahagiaan itu kepada Allah. Karena Dia-lah yang menghendaki kegembiraan dan kebahagiaan itu hadir kepada kita. Jika kita bersikap demikian, niscaya Allah memberi tambahan kebahagiaan itu kepada kita.
Allah SWT berfirman, Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim [14]: 7). (Inilah)