Saudaraku, tolong diingat bahwa kurang ilmu akan mengakibatkan kita kurang iman. Tidak ada ilmu, tidak ada iman. Adapun ilmu terpenting yang harus dicari agar iman kuat adalah ilmu tentang Allah, Asma’ul Husna Inilah fondasi keimanan kita. Tiang, tembok, atap, pintu dan jendela penting itu perlu, tetapi yang paling penting adalah pondasi.
Ketika mencari ilmu, kita nanti bisa melihat, mendengar dan membaca dari banyak orang yang menjelaskan tentang Allah. Kita mencari tahu dari yang tahu, agar tahu, itu tidak salah. Namanya ilmu yaqin lalu kita mencari lagi yang sudah ‘ainulyaqin. Tentu saja yang paling enak adalah mencari guru, tulisan maupun rekaman dari orang yang sudah haqqul yaqin kepada Allah. Masya Allah. Nanti kita akan ketularan yakinnya itu.
Kedua, mentadaburi al-Quran. Kalau kita benar-benar serius ingin mengenal Allah yang telah menciptakan dan menghidupkan kita, kita wajib meluangkan waktu untuk memperhatikan kesempurnaan ciptaan-Nya. Kalau kita serius ingin mengenal Allah yang memiliki dan menguasai langit dan bumi, kita dituntut untuk banyak merenungkan kehidupan ini. Betapa tidak satu pun yang terjadi, kecuali berada dalam pengetahuan dan pengaturan Allah Ta’ala.
Untuk memperhatikan dan merenungkan kekuasaan Allah, tidak harus jauh-jauh. Bukan berarti tidak boleh mendaki puncak gunung, tetapi bagi yang belum punya kesanggupan dan kemampuan, maka cukup kita pandangi saja gunung itu dari kejauhan. Atau kita bisa mengamati bagaimana pertumbuhan sebuah tanaman maupun sebatang pohon di sekitar kita, dan merenungkan pergantian malam dan siang.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. ‘Ali ‘Imran [3]:190-191 ).