Renungan Ada Gym: Jangan Membuka Aib yang Ditutupi Allah

Saudaraku. Maksud hadis ini, ada orang yang berbuat dosa dan tidak diketahui orang, sedangkan Allah pasti mengetahui. Karena itu dia harusnya tidak membeberkan apa yang ditutupi Allah. Nabi saw menyuruhnya langsung tobat saja ketika tergelincir. Allah as-Sittir, Yang Maha Menutupi.

Jadi, jika kita tergelincir dosa dan Allah menutupinya, maka jangan dibuka melainkan segera bertobat. Apa pun bentuk maksiatnya, kalau Allah menutupinya, jangan diceritakan pada siapa pun dan jangan berniat mengulanginya. Karena tidak mengulangi itu adalah salah satu bentuk tobat.

Kita harus berhati-hati agar tidak membuka apa yang ditutupi as-Sittir. Sebab ada dua hal yang suka membuat aib seseorang terbuka. Pertama, adalah seperti yang telah dijelaskan, yaitu kita yang menceritakannya sendiri.

Misalnya, Saya itu pemabuk kelas berat, rajin maling, zina tak karuan, berjudi pantang mundur walau selalu kalah, pokoknya tiap tahun dapat sertifikat dari ketua gengster. Tapi sekarang saya tobat. Yang begini tidak tobat. Karena orang yang tobat itu langsung ditutup saja apa yang sudah ditutupi oleh Allah, sehingga tinggal pintu tobat yang terbuka.

Seluruh umatku akan diampuni, kecuali orang yang terang-terangan dalam maksiat. Dan sesungguhnya termasuk terang-terangan dalam maksiat adalah seseorang yang malam hari berbuat suatu perbuatan dosa, sementara Allah telah menutupinya, lalu ia berkata, Wahai Fulan, aku tadi malam sudah berbuat ini dan itu. Padahal malam harinya Rabb-nya telah menutupinya, namun pagi harinya ia membongkar penutup Allah darinya. (HR. al-Bukhari)

Kedua, yang suka membuka aibnya sendiri adalah orang yang suka membuka aib orang lain. Karena setiap kita membuka aib orang lain, berarti kita meminta kepada Allah agar aib kita juga dibuka. Sehingga selain kita harus menutup aib sendiri, kita juga harus menutup aib orang lain.