Jadi, yang terpenting di antara yang penting adalah benar-benar paham ilmu ikhlas. Lalu, kita bermujahadah ikhlas. Kita kadang sibuk beramal, tapi kita tidak sibuk memperhatikan niat kita.
Kalau ingin tahu apa yang akan dimujahadahkan dalan hidup kita sekarang? Itu adalah belajar ikhlas. Ikhlas itu dalam amal. Ada niat untuk amal. Misalkan, niat salat tahiyatul masjid, niat salat subuh dua rakaat, yang membedakan niat. Tapi niatnya beramal harus lillahitaala.
Hebatnya keikhlasan
Sekarang siapa yang paling menipu kita? Siapa musuh kita? Inna syaiton lawum aduwum; sesungguhnya setan adalah musuhmu. Kita tidak bisa melihat setan. Tapi setan bisa melihat kita. Kita banyak urusan. Tapi setan tidak banyak urusan, selain menipu kita dengan fokus. Kita lawan dia, tidak ada teman, karena temen juga lagi ditipu. Sedang dia keroyokan. Level mana pun dia punya tim. Tim tipu-tipu.
Kita hafal Quran, dia akan mengeluarkan tim yang hafal Quran untuk menipu kita. Kita belajar agama memakai dalil. Setan juga memakai dalil untuk melumpuhkan kita, tapi setan tidak mempan, lawan siapa?
Allah SWT berfirman, “Iblis menjawab, demi kemulian-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (hamba-Mu yang ikhlas) di antara mereka.” (QS. Shad [38]: 82-83)
Wama umiru illa liyabudullaha mukhlisina lahuddin. Allah tidak memerintahkan kita mengabdi kepada Allah, kecuali dengan khalis; murni. Tapi, sekarang yang mengambil posisi Allah di hati kita tiada lain makhluk. Makhluk mana yang dominan? Manusia. Jadi rahasianya ikhlas adalah putus harapan dari manusia.
Latihan pertama sekarang, tidak usah ingin dipuji. Apa untungnya ingin dipuji orang? Selanjutnya jangan ingin dikagumi. Ingin dikagumi ini lebih berat lagi, karena kekaguman itu dengan kekhususan. Kemampuan khusus. Banyak orang hidup demi kekaguman.