Bahkan misalnya, kalau kita harus berangkat ke medan perang, yang paling membahayakan kita bukanlah musuh, tetapi diri kita sendiri.Tiada yang akan menghalangi kita menjadi syuhada selain dosa-dosa kita sendiri. Contohnya, salah niat. Berperang karena ingin dianggap hebat, pemberani, Pahlawan, dan sebagainya.
Artinya, keresahan dan kegelisahan kita adalah buah dari perbuatan-perbuatan buruk kita sendiri, buah dari dosa kita sendiri. Para bandar narkoba dan koruptor itu mustahil bahagia. Sekalipun mereka merasa senang, karena belum dipenjara misalnya, kesenangannya itu semu. Tidak pernah ada kebahagiaan yang diperoleh dengan niat dan cara yang salah atau batil.
Dosa adalah petaka. Ibaratnya seperti jarum pentul, paku payung, tusuk sate, bambu runcing, dan seterusnya, barang-barang tajam itu akan mengikuti besarnya dosa yang diperbuat. Jarum pentul maupun bambu runcing itu bagaimana ditaruh sendiri di tempat yang persis bakal diinjak. Dosa yang dilakukan benar-benar diri sendiri yang akan memikul kepedihannya.
Maka, sangat Iayak bagi kita untuk mulai mencari tahu tentang informasi tentang apa yang paling penting dan paling berbahaya dalam hidup. Bertanyalah kepada diri tentang dosa-dosa apa saja yang sudah diperbuat, mulai yang terjauh di masa lalu sampai yang terakhir kita Iakukan untuk kemudian kita tobati.
Apabila ada yang terlupakan, segeralah memohon kepada Allah Ta’ala agar diingatkan. Kita meminta kepadaNya agar diberi kemampuan bertobat. Allah pasti tidak
lupa. Dia selalu mencatat dan sangat mudah bagi-Nya Untuk membukakan catatan tersebut kepada kita.