Semakin kita mendalami dan memahami satu cabang ilmu, maka sesungguhnya kita semakin tidak memahami berbagai cabang ilmu lainnya yang sangat banyak. Maka, sangat tidak patut kita sombong, merasa hebat dengan satu cabang ilmu yang kita pahami. Boleh jadi kita mendalami ilmu tentang anatomi tubuh, tetapi kita tidak memahami ilmu bagaimana membuat pakaian yang sedang kita kenakan, dan lain sebagainya.
Orang yang beruntung adalah orang yang bersyukur atas ilmu yang dimilikinya. Yang dengan ilmunya itu, ia gunakan agar lebih banyak orang yang mendapatkan manfaatnya. Tak berpikir apakah orang lain akan memuji, menyanjung, menghormati karena gelar yang ia miliki, yang ia pikirkan adalah bagaimana agar ilmunya manfaat dan menjadi amal saleh di hadapan Allah SWT.
Semakin seseorang yang berilmu itu merunduk, mendekat kepada Allah dan memanfaatkan ilmunya di jalan Allah, maka semakin tinggi derajatnya di hadapan-Nya. Allah juga yang akan menggerakkan hati manusia agar mencintai hamba-Nya yang berilmu dan tawadu.
Allah SWT berfirman, “..Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah [58]: 11)
Tidak penting orang memuji atau tidak karena gelar kita. Tidak penting orang menyanjung atau tidak karena ilmu kita. Yang terpenting adalah kita bersyukur dan mengamalkan ilmu di jalan Allah SWT. Karena Rasulullah saw bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim)
Gelar adalah ujian bagi kita. Semoga kita bisa melalui ujian episode ini dengan baik sesuai dengan apa yang Allah ridai. (inilah)