Bahkan ada juga orang yang dengan ilmu dan gelarnya yang tinggi, kemudian ia dipercaya menduduki jabatan publik, tapi ia malah memanfaatkan posisi itu untuk memperkaya dirinya sendiri. Ia malah melakukan manipulasi dan korupsi. Sehingga tidak heran kalau saat ini kita banyak melihat orang yang berpendidikan tinggi, gelarnya banyak, namun terjerumus dalam lembah hitam korupsi dan mendekam di balik jeruji besi.
Oleh karena itu, yang penting dimiliki oleh seorang yang berilmu tinggi adalah kerendahan hati, dan hati yang selalu terpaut kepada Allah SWT. Karena manakala seseorang telah selesai jenjang pendidikannya sampai yang paling tinggi, berbagai ujian telah dilaluinya dengan hasil yang sangat memuaskan, maka hakikatnya ia sedang dan terus menjalani ujian yang sesungguhnya, yaitu ujian mempertanggungjawabkan ilmu dan gelar yang telah diperolehnya.
Saudaraku, tiada yang kita miliki di dunia ini kecuali semuanya adalah karunia dari Allah SWT. Ilmu yang kita miliki hanyalah setitik kecil dari samudera ilmu milik Allah yang tiada terbatas.
Allah SWT berfirman, “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman [31]: 27)
Para ahli tafsir menerangkan bahwa di dalam ayat ini, Allah memberikan perumpamaan yang sangat indah mengenai keluasan ilmu-Nya. Hasan al-Bashri menerangkan bahwa andaikata seluruh pepohonan yang ada di bumi ini dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta untuk menuliskan ilmu-ilmu Allah, maka pepohonan habis dan air di lautan akan kering, sementara ilmu-ilmu Allah hanya sedikit yang sempat dituliskan, dan masih lebih banyak ilmu Allah yang belum dituliskan. Masya Allah!