Eramuslim – BERANI mengakui kebaikan orang lain adalah salah satu kunci penting dalam pergaulan kita dengan sesama manusia. Karena, ada orang yang tidak bisa menerima jika ada orang lain yang lebih baik daripada dirinya.
Orang yang demikian adalah pendengki. Hatinya terjangkit penyakit dengki, susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah. Orang yang demikian sungguh merugi, karena akan habis pahalanya hangus oleh kedengkiannya.
Rasulullah saw bersabda, Jauhilah oleh kalian dengki, karena ia akan memakan kebaikan sebagaimana api menghanguskan kayu bakar. (HR. Abu Daud)
Saudaraku, mari kita menafakuri api unggun. Api unggun berawal dari kayu bakar yang berasal dari batang pohon yang sudah melalui masa pertumbuhan sekian lama. Kemudian, batang-batang pohon itu dibelah dengan berbagai ukuran sedemikian rupa. Lalu ditumpuk-ditumpuk, disiram sedikit minyak dan dibakar. Dalam sekejap kayu-kayu bakar yang sudah melalui berbagai proses begitu lama itu pun ludes menjadi abu. Kemudian, sirna tersapu angin. Inilah gambaran kedengkian yang menghanguskan kebaikan.
Bayangkan, salatnya jalan, tahajudnya hampir tiap malam, saum sunnahnya jarang ketinggalan, sedekahnya mengagumkan, tilawah al-Qurannya setiap waktu, dan kebaikan-kebaikan lainnya banyak ia lakukan. Namun, ia memendam satu penyakit, yaitu dengki. Maka, amal saleh yang telah ia lakukan bisa terkikis semakin lama semakin habis.