Namun beliau tetap diam saja. Yang bertindak justru paman beliau, Hamzah bin Abdul Muthalib RA yang saat itu belum masuk Islam setelah mendapatkan laporan tentang hal tersebut. Pahitnya cacian sampai membuat Hamzah memukul Abu Jahal dengan panah yang masih dibawanya sepulang dari berburu.
Saudaraku, kebaikan Rasulullah Saw itu sempurna, Beliau mengajak manusia kepada keselamatan dan akhlak mulia. Apa yang beliau sampaikan pun bukan untuk kepentingan pribadi beliau, akan tetapi untuk kebaikan manusia. Walau demikian, beliau tetap saja dianggap jelek oieh sebagian orang. Padahal, Rasulullah Saw sudah dikenal sebagai orang yang terpercaya jauh sejak sebelum diangkat sebagai rasul.
Jadi, sebaik apapun yang kita lakukan, tidak akan semua menganggapnya baik. Oleh sebab itu, dalam berbuat baik, kita tidak usah terpenjara oleh kelakuan dan perkataan orang. Karena, “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” (QS. qaf [50]:18). Apa yang diucapkannya pasti kembali kepada dirinya sendiri.
Begitu juga kalau ada orang yang pelit kepada kita, jangan merasa tertantang atau dendam untuk ikut ikutan pelit. Ajaran Islam mengajarkan agar kita memberi kepada yang pelit itu. Kalau tidak sanggup, kita maafkan dia, tidak usah membalas atau marah. Kalau kita membalas melotot kepada orang yang melotot, kita akan menjadi kembaran dia sehingga tidak ada bedanya antara kita dengan dirinya. (inilah)