Jadi, beratnya cobaan hidup, perih dan getirnya batin ini menghadapi takdir, dikarenakan kita belum yakin bahwa yang menimpakan takdir ini adalah Zat Yang Mahabaik. Dia yang selama ini selalu berbuat baik. Ketika mendapatkan ujian dan tidak menganggap ujian ini datang dengan izin dari-Nya Allah, kita pasti merasa berat.
Orang-orang yang sering kecewa dalam menjalani hidup adalah orang-orang yang sok tahu dan lebih condong kepada nafsu. Coba lihat para sahabat Nabi SAW. Mereka sudah tidak peduli, apakah hidupnya senang atau susah, dipuji atau dicaci, sehat atau sakit. Mereka sangat paham bahwa di dalam keduanya terdapat kebaikan. “Boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]:216).
Jadi. apabila pernikahan kita tiba-tiba batal, yakinlah bahwa itu bukan sebuah keburukan sehingga tidak usah kecewa berkepanjangan. Kalau memang bukan jodoh, pernikahan pasti tidak akan berlangsung. Boleh jadi, Allah Ta’ala ingin mengganti dengan yang lebih baik. Jalani saja. Jika surat undangan sudah terlanjur disebar, maka tinggal membagikan surat tidak jadi diundang.
Ingin kuliah tidak lulus ujian atau ingin mengabdi di pemerintahan tetapi tidak lolos tes CPNS, bukanlah akhir kehidupan.Yang penting niat mengikutinya benar dan itu sudah menjadi amal saleh. Siapa tahu Allah mempunyai rencana lain untuk kita. Begitu juga bagi yang sakit dan telah berobat ke mana-mana tetapi belum sembuh, ikhtiarnya sudah menjadi amal.