Eramuslim – SAUDARAKU, ada perumpamaan lama. Misalkan, kita sedang berada di dalam sebuah ruangan gelap. Kemudian, tiba-tiba ada seseorang memukul dengan gulungan koran. Kira-kira apakah kita akan marah?
Secara manusiawi tentunya akan marah. Tetapi, apakah kita tetap emosi ketika lampu dinyalakan dan ternyata yang memukul itu adalah mertua? Dia yang sudah merestui kita menikahi anaknya, ditambah bonus apartemen megah, dua mobil mewah, serta deposito lima miliaran. Rasanya kecil kemungkinan orang akan marah.
Maksudnya, terhadap orang yang berbuat baik kita jarang kecewa, walaupun kadang keinginan orang tersebut tidak sesuai dengan harapan kita. Gulungan koran tidak ada apa-apanya dibanding tumpukan uang milyaran. Itu terasa ringan dibandingkan apartemen, mobil, dan terutama restu untuk menikahi putrinya.
Nah, itu kepada sesama makhluk. Kalau terhadap makhluk kita bisa begitu, seharusnya kita bisa lebih mampu menerima setiap takdir dari Allah. Dia yang telah menciptakan dan memberi rezeki yang tidak ternilai kepada kita sampai saat ini.
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa di bumi ini maupun pada dirimu, kecuali sudah tertulis di dalam kitab sebelum Kami mewujudkannya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kalian tidak terlalu berduka-cita dengan apa yang Iuputdarimu, dan tidak berbangga. bangga diri dengan apa yang Allah berikan padamu Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membangga-banggakan diri.” (QS. AI-Hadid [57]:22-23).