Eramuslim – ALLAH SWT berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran [3]: 133-134).
Mengapa harus ada rasa saling benci jika kita ditakdirkan sebagai umat yang bersaudara satu sama lain? Persaudaraan yang jauh lebih mulia daripada persaudaraan karena ikatan darah, bahasa atau suku bangsa.
Mengapa harus ada rasa saling benci hanya karena kita berbeda daerah, berbeda suku, berbeda organisasi, berbeda partai, jika kita masih meyakini Allah sebagai satu-satunya Dzat Yang Mahakuasa yang patut disembah? Mengapa kita saling membenci jika Tuhan kita adalah sama yaitu Allah SWT, dan Allah menegaskan bahwa kita bersaudara?
Saudaraku, sungguh tidak ada alasan bagi kita untuk membenci saudara kita sendiri. Karena jangankan untuk membenci, kita malah tidak berhak berprasangka buruk sedikit pun kepada sesama muslim. Jika pun ada prasangka itu muncul, maka kita diharuskan menepisnya dan sebisa mungkin mencarikan alasan agar kita tetap bisa berprasangka baik terhadapnya. Dengan diiringi itikad untuk tabayyun dan memberikan nasihat demi kebaikannya.
Tentu manusiawi kalau kita mencintai seseorang atau membencinya. Karena manusia diberikan karunia berupa perasaan. Namun, Islam diturunkan Allah adalah sebagai pedoman untuk kita agar bisa mengendalikan setiap apa pun karunia Allah kepada kita. Tak hanya rasa benci, bahkan rasa cinta pun perlu untuk dikendalikan.
Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Cintailah orang yang engkau cintai sekadarnya saja, sebab boleh jadi kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang engkau benci sekadarnya saja, sebab bisa jadi kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai.”