Eramuslim – SAUDARAKU. Misalkan setelah berjuang keras menahan, akhirnya kita buang angin juga di depan orang orang. Kira-kira apa yang kita inginkan dari orang lain saat itu? Biasanya kita ingin semua yang hadir pura-pura tuli. Kita bersikap tenang walaupun nyata dentumannya.
Nah, kalau begitu, mengapa ketika ada orang Iain buang angin kita suka rewel? Seharusnya kita berlaku sebagaimana ingin diperlakukan orang. Misalnya, kalau tidak mau kesalahan kita dibeberkan, maka jangan membeberkan kesalahan orang. Kalau tidak mau dipermalukan, maka jangan berbuat sebaliknya. Kalau kita berbuat salah ingin dimaafkan, maka maafkanlah kesalahan orang lain.
Kita bisa lebih banyak berbuat baik sebab Allah sudah menanam semacam ‘perangkat lunak’ kebaikan pada tiap-tiap hati manusia. Kalau ada yang berbuat buruk kepada kita, itu adalah ladang pahala untuk memaafkan dan mendoakannya kebaikan.
Misalkan ada yang berhutang kepada kita dan dia tidak mau membayar. Apa kita mau sesak nafas tiap mengingatnya? Nanti bisa jadi dia makin tidak bisa membayar karena doa yang buruk. Maafkan dan doakan dia kebaikan, “Ya Allah, bukakan pintu rezeki dan pintu hatinya, serta berikan kelapangan dan kekuatan iman baginya.”Tidak rugi berdoa begini. Bahkan Iembut wajah kita saat berdoa saja sudah amat menguntungkan bagi kita sendiri.
Jangan tanggung kalau kita mau menjadi baik. Walaupun tersembunyi tetap saja kita berbuat baik. Misalnya,”Ya Allah, mungkin dia tidak berniat menipu saya, atau mungkin dia memang penipu yang tanpa niat juga tetap menipu. Apa pun, mudah-mudahan ini tipuannya yang terakhir kali, dan jauhkan saya dari perbuatan begitu.” Kita berhati baik, berpikir baik, berbuat baik dan berdoa yang baik, karena semuanya akan kembali kepada kita.