Kita latihan berbagi dengan sengaja mencari warung yang bukan karena terkenal murah dan laris, tapi warung yang sepi pembeli atau penjualnya sudah sepuh. Waktu menambal ban tidak usah rewel, kalau boleh minta ditambahkan saja lubangnya. Atau, turun dari angkot jangan melipat ongkosnya karena kurang, lalu pura-pura buru-buru dan tidak mendengar dipanggil supirnya. Nanti bisa tuli betulan.
Ayo kita belajar berbagi dengan tidak menawar kalau hanya terpaut seribu atau dua ribuan. Jangan pelit! Mereka semua saudara kita juga. Sama-sama hamba Allah. Mungkin ada yang sedang butuh untuk menyekolahkan anaknya, membeli obat untuk orangtuanya yang sedang sakit, menabung bagi biaya ke Mekah, atau sedang dicari cari pemilik kontrakan.
Jangan takut uang kita habis, karena dari dulu juga sering habis. Buktinya sekarang masih hidup, dan kita makan hari ini juga tidak menggunakan uang hadiah khitan belasan atau puluhan tahun yang lalu. Rezeki kita nanti ada lagi, dan pasti ada lagi. (inilah)