Aonah! Mari bermimpi berbagi! Bermimpilah bisa memberi beras kepada tetangga yang tak punya. Membelikan baju atau mukena untuk santri. Kalau ada sanak saudara dan teman yang jauh, kita cari tahu apa yang kira-kira bisa kita bantu.
Atau, misalkan kita tertarik pada sepotong baju di sebuah toko, harganya 100 ribu, dan kita mampu membelinya. Maka pikirkanlah bagaimana caranya kita mengusahakan uang 100 ribu lagi, untuk membeli atau memberikan kepada orang lain yang tidak mampu. Kita nikmati buat diri sendiri, dan orang lain pun mendapat nikmat. Rezekinya berkah.
Tidak akan miskin. Bagaimana mungkin kita yang suka berbagi dan disukai Allah, kemudian Allah menjadi pelit kepada kita? Mustahil! Yang membuat kita pelit dan takut jatuh miskin itu karena kita kurang iman.
Kalau kita sudah benar-benar yakin bahwa semua yang ada ini milik dan titipan Allah, dan Allah Mahamelihat, Mahamenyaksikan dan Mahasempurna balasan-Nya, maka kita pasti akan langsung dan selalu berbagi tanpa menimbang lagi.
Oleh sebab itu, kita mulai merencanakan berbagi. Misalnya setiap bulan memperoleh uang 100 ribu, niat dan beranikan diri memotongnya lima persen atau lima ribu untuk berbagi. Nanti lihat, kita jadi miskin atau tidak. Kalau tidak jatuh miskin, bulan depan kita naikkan lagi 10%.
Nah, saudaraku. Untuk mewujudkan mimpi berbagi itu, sejak sekarang mari mulai dari hal-hal yang kecil. Seperti kalau kita punya makanan, jangan dimakan sendiri. Atau, kalau kita belanja di sebuah warung, dan kita mengetahui harga barang yang dibeli lebih mahal seribu atau dua ribu dibanding warung lain, maka tidak usah menawar lagi maupun mengghibah pemilik warungnya di sepanjang jalan pulang.