Eramuslim – ABU Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Setiap hari dua malaikat turun kepada seorang hamba, salah satunya berdoa, ‘Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang berinfak,’ dan yang lain berdoa ‘Ya Allah hilangkan harta orang yang menolak berinfak.” (HR. Muttafaq’alaih).
Demikian, saudaraku. Saya kira cukup jelas apa yang tertera dalam hadis tersebut. Karena itu, mohon maaf kalau telah berulang kali dan tak bosan dikemukakan, bahwa tidak penting jadi orang kaya. Terus terang saya heran, mengapa kita masih juga sering berteriak, bercita cita atau bermimpi harus kaya.
Kita mau hidup bahagia, tapi malah bermimpi jadi kaya, yang berarti mengumpulkan. Padahal, yang didoakan malaikat dan disukai oleh Allah adalah orang yang gemar berbagi. Mengapa kita tidak bermimpi untuk berbagi? Bukankah bahagia itu milik Allah?
Jadi, kalau kita mau hidup bahagia, bermimpilah bisa berbagi. Bukan bermimpi jadi kaya. Kalau mau bahagia, tidak perlu lagi beralasan,”Saya menunggu kaya dahulu baru berbagi.”Anggaplah saudara memang ditakdirkan kaya. Tapi adakah jaminan kalau saudara pasti akan berbagi ketika kaya nanti?
Kurang lebih begitu kebiasaan buruk kita. Melamun saja sudah pelit. Apalagi kalau pegang uang betulan. Misalnya di kantong ada selembar uang 50 ribu dan lima lembar seribuan. Lalu datang kesempatan bersedekah. Yang dipikirkan biasanya,” 50 ribu kebanyakan, kalau uang seribuan nanti buat ongkos angkot. Ah, besok sajalah sedekahnya, nunggu kaya.” Ternyata besoknya malah sudah habis dan malah utang.