Eramuslim – BANYAK orang menganggap kekayaan itu sebagai tanda kesuksesan, sementara miskin adalah bukti gagal dalam kehidupan. Lalu, bagaimana jika melihat dari pandangan Islam?
Sesungguhnya Allah SWT adalah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Adil. Di antara semua sifatnya, Allah SWT melebihkan sebagian hamba dari yang lain. Salah satunya dalam hal rezeki. Ada yang diberi kaya dan miskin.
Menurut KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym dalam bukunya “Ikhtiar Meraih Ridha ALLAH”, pembagian hamba yang kaya dan miskin itu sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dari semua yang telah ditetapkan di dunia, hal itu merupakan sebuah bentuk ujian-ujian dari Allah SWT kepada hambanya untuk menjaga dan menggunakan harta sebaik mungkin.
Rasulullah SAW pernah berdoa, “Ya Allah, hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan dalam keadaan miskin, dan kumpulkan saya bersama orang miskin”.
Miskin di sini, kata Aa Gym, bukan digambarkan sebagai seorang fakir.
Rasulullah SAW pun berdoa “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kefakiran”. Namun harus diinggat bahwa miskin di sini artinya tawadhu, sikap batin yang harus senantiasa diwujudkan secara proporsional dan wajar, tidak silau pada gemerlap duniawi yang bisa membuat kita lalai.