“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.” (QS An-Nisa: 34)
Justru kadang-kadang wanita melebihi pria dalam beberapa hal. Berapa banyak wanita yang lebih dari pria dalam akalnya, agamanya dan ketepatannya. Yang dijelaskan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah bahwa jenis kelamin pria itu lebih utama dari wanita dalam dua yang telah disebutkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Banyak wanita yang melakukan perbuatan saleh melebihi perbuatan saleh para pria, ketakwaannya melabihi ketakwaan pria, kedudukannya di akhirat lebih tinggi dari pria. Kadang wanita mempunyai ketepatan lebih dari pria dalam beberapa masalah yang khusus berkenan dengannya, yang ia berusaha menghafalnya dan menetapkannya. Ada yang menjadi referensi untuk sejarah Islam dan sebagainya.
Kekurangan mereka ini tidak menghalanginya untuk menjadi sebaik-baik hamba Allah jika istiqomah dalam agamanya meski dibebaskan darinya puasa ketika sedang haid dan nifas baik secara langsung maupun qadhanya, meski dibebaskan darinya salat baik yang langsung maupun qadhanya, ini semua tidak menjadikan mereka sebagai makhluk yang kurang dalam segala hal, seperti ketakwaannya, pelaksanaan pekerjaannya, ketepatannya pada perkara yang khusus dia geluti. Kekurangan ini merupakan kekurangan khusus pada akal dan agama sebagaimana yang diterangkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, maka tidak boleh bagi seorang mukmin untuk menyebutnya sebagai makhluk yang kekurangan dalam segala hal dan lemah agamanya dalam segala masalah. Kelemahannya khusus pada agamanya dan akalnya yang berhubungan dengan ketepatan persaksian dan sejenisnya. Hendaknya perkara ini diperhatikan dan dipahami sebagaimana diterangkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan sebaik-baiknya. (Inilah)
Wallahu alam.
Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawiah, Syaikh Ibnu Baz, 4/292