Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa setelah dihisab, ia kembali kepada sesama kaum beriman di Surga dengan hati yang gembira. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa rombongan pertama yang masuk Surga, wajah mereka seperti bulan purnama. Ini menunjukkan kegembiraan hati mereka. Karena apabila hati gembira, maka wajah akan ceria. (Tafsiir Juz Amma, hal. 114)
Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, mereka akan menerima kitabnya dengan tangan kirinya. Allah Taala berfirman:
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula kekuasaanku daripadaku.” (QS. Al-Haqqoh: 25-29)
Kitab catatan amal mereka diberikan dari arah belakang punggung mereka. Allah Taala berfirman:
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: Celakalah aku. (QS. Al-Insyiqaaq: 10)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa mereka menerima kitab dengan tangan kiri kemudian tangannya memelintir ke belakang sebagai isyarat bahwa mereka telah dulu di dunia telah mencampakkan aturan-aturan al-Quran ke belakang punggung mereka. Mereka telah berpaling dari al-Quran, tidak mempedulikannya, tidak mengacuhkannya, dan merasa tidak ada masalah bila menyelisinya. Lalu Allah Taala berfirman: maka dia akan berteriak: Celakalah aku yakni ia berteriak menyesali dirinya. Akan tetapi penyesalan tidaklah berguna lagi pada hari itu, karena habis sudah waktu untuk beramal. Waktu untuk beramal adalah di dunia, sedangkan di akherat tidak ada lagi amal, yang ada hanyalah pembalasan. (Tafsiir Juz Amma, hal. 114)