Eramuslim – Bulan Rajab merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam. Sangat banyak kebaikan di bulan yang penuh rahmat ini.
Nabi Muhammad di dalam hadistnya menyatakan bahwa Rajab bulannya Allah, Sya’ban bulanku (Nabi Muhammad), dan Ramadhan adalah bulan umatku.
Melalui makna rajab secara etimologi dan hadist Nabi, maka bulan Rajab merupakan bulan yang seharusnya umat muslim mengunakannya untuk banyak-banyak bersyukur kepada nikmat Allah, banyak beristighfar, dan berpuasa.
Habib Abdurrahman bin Umar al-Habsyi, Hadramaut (782 H) mengatakan, hakikat syukur ialah tampak di hatimu senang bersama Allah, dan bahagia bersama nikmat dan karunia-Nya, kemudian engkau mengimplementasikan dalam bentuk amal kewajiban yang telah diberikan-Nya, dengan demikian hal tersebut akan terbawa pada kebahagiaan pula pada seluruh anggota badanmu, hatimu dan juga perkataanmu.
Definisi tersebut memberikan kesan bahwa syukur itu menerima semua pemberian Allah diriingi takwa sehingga tidak ada keinginan mengeluh pada dirinya.
Sebagaimana Rasul bersabda,
“Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang makan makanannya dengan rasa syukur kepada makanan tersebut, dan seorang hamba yang minum minumannya dengan rasa syukur kepada minuman tersebut.”
Bisa disimpulkan bahwa pada bulan Rajab dianjurkan memperbanyak memuji Allah SWT dan memperbanyak doa. Karena doa yang diijabah oleh Allah yaitu doa yang diawali dengan pujian terhadap nama-nama terbaiknya. Sebagaimana hal ini termaktub di dalam QS al-A’raf ayat 180:
وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.