Eramuslim – Laba-laba merupakan salah satu binatang yang tertera dalam Alquran. Nama makhluk yang satu ini bahkan, dipilih untuk menjadi nama sebuah surah, yakni al-Ankabut (laba-laba).
Kata laba-laba, dalam surah al-Ankabut ada pada ayat ke-41. Ayat tersebut berbunyi, “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah Volume 10 menjelaskan, ayat di atas menyamakan kaum musyrikin yang menjadi berhala-berhala sebagai pelindung dengan laba-laba yang membuat sarang sebagai pelindung. Sarangnya sangat lemah. Namanya saja rumah atau sarang.
Padahal, dia sama sekali tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit gerakan akan membuat sarang itu porak poranda. Sama dengan berhala yang namanya diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Padahal, mereka merupakan benda yang lemah.
Terlepas dari maknanya, secara sains, jaring laba-laba sebenarnya dianggap memiliki kekuatan dan daya elastis yang luar biasa. Sejumlah ahli zoologi menilai bahwa benang laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibandingkan fiber terkuat buatan manusia. Namun, Allah SWT justru menyebut sarang atau jaring laba-laba adalah materi yang lemah dan rapuh.
Penulis kenamaan Mesir, Musthafa Mahmud menyatakan, benang laba-laba yang kuat berbeda setelah dia sudah membentuk jaring. Ayat di atas menyatakan bahwa jaring atau sarang laba-laba merupakan selemah-lemahnya rumah meski dibuat dari benang yang kuat. Faktanya, seperti dikatakan Prof Quraish Shihab, kita bisa dengan mudah menghancurkan sarang laba-laba dengan sekali sentuhan.