Eramuslim – Umat Islam tentunya tidak asing dengan kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha yang sering diceritakan ustadz atau mungkin orang tua. Kisah tentang kesalehan Yusuf yang mempunyai kesempatan untuk maksiat, namun ditolaknya.
Padahal bekal wajah yang rupawan itu telah membuat Zulaikha gelap mata.
Kisah ini juga yang akhirnya menjadi pengingat manusia untuk menekan syahwatnya dan senantiasa bersabar.
Syekh Muhammad Nawawi ibnu Umar al-Jawi dalam kitabnya Nashaih al-‘Ibad menyebut kisah Yusuf memiliki hikmah tentang pengendalian nafsu dan sabar yang harus diikuti.
Dia menyebut sebuah kalimat bijak Arab yang artinya: “Sesungguhnya syahwat itu bisa menurunkan derajat seorang raja menjadi budak. Dan kesabaran itu dapat mengangkat derajat seorang pembantu menjadi seorang raja. Tidakkah anda mengetahui kisah Yusuf dan Zulaikha?.”
Imam Nawawi menjelaskan, syahwat merupakan keinginan dan kecintaan. Orang yang mencintai sesuatu akan menjadi budak apa yang dicintainya itu. Sedangkan kesabaran itu adalah ketabahan yang dengannya seseorang dapat mencapai apa yang diinginkannya.
Dalam kisahnya, Zulaikha seorang permaisuri raja tertarik kepada Yusuf yang merupakan seorang pembantu. Tapi dengan kesabaran, Yusuf dapat mengatasi segala tipu muslihat dan rayuan dari Ratu. Yang akhirnya, Yusuf yang tadinya hanya pembantu menjadi seorang raja tanpa karena tidak mengikuti hawa nafsu sesaat.
Dalam ebuah pepatah Arab, Imam Nawawi menyebut: “Berbahagialah orang yang selalu dalam bimbingan akalnya sementara hawa nafsunya selalu dalam kendalinya. Dan celakalah orang yang selalu dikendalikan hawa nafsunya dan akalnya diam terkekan hawa nafsunya.” (rol)