Rasulullah mencontohkan kepada kita untuk melakukan shalat istisqa memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Biasanya hal ini terkait dengan panjangnya musim kering sehingga membahayakan kehidupan tanaman, binatang, dan manusia.
Hakikatnya, hujan turun adalah kehendak Allah, baik sedikit maupun banyak. Allah dalam Alquran berfirman bahwa Dia-lah yang mengarahkan awan menuju daerah-daerah yang dikehendakiNya untuk menjadi hujan dan menghidupkan tanah yang mati. Hujan turun berdasarkan kehendak Allah, dan adalah wajar apabila dalam musim kering yang panjang orang-orang beriman memohon kemurahan Allah untuk menurunkan hujan.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti.” (QS ar-Ruum: 24).
Ketika Allah mencurahkan hujan dengan kemurahan-Nya, binatang-binatang itu muncul dan bergembira, bersama menghijaunya padang rumput yang sebelumnya mengering. Lebih menakjubkan lagi adalah adanya jenis ikan yang ternyata ketika tidak ada air dia masuk ke dalam bumi dan diam. Segera setelah hujan tiba, ikan-ikan tersebut keluar dari lubang persembunyiannya.
Demikian pula jenis buaya kecil yang dapat berlindung pada lubang– lubang tanah, mereka kembali pada kehidupan normal. Sedangkan buaya raksasa yang tak menemukan lubang tempat persembunyian menjadi tulang-belulang sebelum hujan tiba. Fenomena di atas menunjukkan betapa Allah telah mengatur kehidupan binatang dengan mengatur keberadaan air atau turunnya hujan.