Eramuslim – Secara sosio-antropologis, orang-orang yang beriman kepada Allah SWT itu membentang dari masa Nabi Adam hingga masa sekarang ini. Mereka akan mendapatkan pahala sesuai kadar perbuatan masing-masing. Mereka adalah orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka.” (QS. al-Baqarah/2: 62).
Menurut Ahmad Mushthafa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi yang dimaksud dengan orang-orang mukmin adalah orang-orang yang membenarkan ajaran agama yang dibawa Rasulullah SAW dari Allah SWT. Dengan kata lain, orang-orang mukmin adalah semua umat Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan orang-orang Yahudi, bagi Sayyid Quthb dalam Tafsir fi Zhilal al-Qur’an, adalah orang-orang Yahudi yang telah kembali kepada Allah SWT. Dalam Tafsir Munir, Syaikh Nawawi Banten memaknai orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang beragama Yahudi, sesuai maknanya secara bahasa.
Dalam ayat ini, bagi Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir Munir, yang dimaksud dengan orang-orang Nasrani adalah para pengikut Nabi Isa. Disebut demikian karena mereka dinisbatkan kepada tempat di Palestina yang bernama Nashirah dimana Nabi Isa pernah tinggal di sana. Nashirah seringkali diucapkan dengan Nazareth.