Allah SWT menginginkan kemudahan bagi umat-umat-Nya, termasuk untuk urusan masuk surga. Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya kaum fakir dari kalangan muhajirin mendahului orangorang yang kaya menuju surga pada hari kiamat dengan jarak selama 40 tahun.” Kaum fakir dari kalangan muhajirin merupakan mereka yang hidup pada zaman Rasul dan rela meninggalkan harta serta keluarga mereka demi Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Ustaz Ali Hasan pun menceritakan tentang kisah sahabat Nabi, Mush’ab bin Umair. Ia adalah sahabat Nabi yang meninggal syahid pada awal-awal masa jihad serta meninggal dalam keadaan fakir. Rasulullah bersama sahabat yang lain hanya bisa menangis saat Mush’ab meninggal karena jasadnya yang tidak bisa ditutup oleh satu kain burdah miliknya. Andai kain itu ditaruh di atas ke palanya, terbukalah kedua belah kakinya, begitu pula sebaliknya. Karena hal tersebut, Nabi pun bersabda, “Kaum fakir dari golongan muhajirin masuk surga terlebih dahulu sebelum kaum kaya dari kalangan mereka dengan jarak selama 500 tahun.”
Keutamaan orang-orang miskin dalam Islam telah banyak disebutkan dalam hadis dan Alquran. Bahkan, Nabi Muhammad berdoa agar ia dapat dikumpulkan dengan orang-orang miskin. Da lam hadis sahih disebutkan bahwa Nabi pernah berdoa, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin.”
“Apa gunanya terlihat kaya di hadapan orang lain tetapi saat meninggal menyisakan urusan utang? Hiduplah dengan qanaah, cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT,” ujar Ustaz Ali Hasan.(kl/rol)