Eramuslim – Mereka seakan-akan kayu yang disandarkan.. (QS. Al-Munafiqun: 4).
Mengapa Alquran mengumpamakan orang-orang munafik dengan kayu yang disandarkan? Fakhruddin Al-Razi telah menyebutkan dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib. Diantara perkataan beliau – rahimahullah: Karena perumpaman ini mengandung faedah yang banyak yang tidak ada pada yang lain.”
Pertama: Berkata Az-Zamakhsyari dalam Al-Kasyaf:
Dalam kebersandaran mereka, mereka diumpamakan dengan kayu yang disandarkan ke tembok (dan mereka tak lain hanyalah makhluk yang kosong dari iman dan kebaikan), karena kayu yang bermanfaat akan berada di atap, atau tembok, atau bagian bangunan lain dalam posisi yang menunjukkan manfaatnya. Dan ketika ia dibiarkan kosong tanpa manfaat ia akan disandarkan ke dinding. Jadi diumpamakan dengannya karena tak ada manfaat.
Kedua: Kayu yang disandarkan itu asalnya adalah ranting yang lentur yang masih laik untuk dimanfaatkan, kemudian berubah menjadi keras dan kering. Orang kafir dan munafik demikian juga, tadinya baik untuk ini dan itu lalu ia keluar dari kebaikan-kebaikan itu (kafir sesudah iman).
Ketiga: Orang-orang kafir (orang munafik dengan kemunafikan akidah hakikatnya kafir) adalah kayu bakar neraka.
Firman Allah: Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahannam. Kamu pasti masuk ke dalamnya. (QS. Al-Anbiya: 98). Dan kayu yang disandarkan dibakar juga.
Keempat: Kayu yang disandarkan salah satu ujungnya bersandar ke arah tertentu (tembok), dan ujung yang lain bersandar ke arah lain (tanah). Begitulah orang munafik, dimana salah satu sisi dirinya yakni batinnya bersandar kepada orang-orang kafir sedangkan sisi lainnya yaitu kedok lahiriahnya bersandar kepada kaum muslimin. (Inilah)
Wallahu a’lam.
Oleh Ustaz A. Sahal Hasan Lc