Eramuslim – Islam telah mensyariatkan berobat untuk mendapat kesembuhan atas penyakit yang diderita. Dalam syariat Islam, Allah SWT selain menurunkan penyakit juga menurunkan obat untuk penawarnya.
Hal ini sesuai hadits diriwayatkan Bukhari, Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.“
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “Terapi Penyakit Hati Menjernihkan Hati untuk Menggapai Ridho Allah” hasil terjemaah Salim Bazdmool mengatakan bahwa obat yang paling mujarab adalah doa. Karena doa merupakan obat yang paling banyak manfaatnya.
“Doa juga menangkal bala dan cobaan, mencegah, menghilangkan musibah. Doa dapat juga meringankan musibah yang datang, doa merupakan senjata orang mukmin,” katanya.
Seperti diriwayatkan hakim dari Ali bin Abi Thalib Rasulullah bersabda:
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ ، وَعِمَادُ الدِّينِ ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi.”
Menurut Ibnu Qayyim terdapat tiga kategori keterkaitan doa dengan musibah yang menimpa. Pertama, apabila doa lebih kuat musibah dapat ditolak.
Kedua, apabila doa lebih lemah daripada musibah, seorang akan terus dirundung musibah. Meskipun demikian, walaupun lemah, doa masih bisa sedikit meringankan. Ketiga, apabila sama-sama kuat, musibah dan keduanya akan saling menolak.