Eramuslim – Rasa cinta Rasulullah SAW kepada umatnya tidak bisa disangkal lagi. Manusia paling sempurna yang diciptakan Allah ini merupakan pribadi luhur yang memiliki keluasan rasa cinta dan kasih.
Rasa cinta dan kasih Rasulullah kepada umatnya tidak hanya tertuju pada umatnya yang taat saja. Cinta dan kasihnya Rasulullah juga terlihat dengan bagaimana beliau memperlakukan musuh, orang yang menghinanya, hingga kaum Muslimin yang belum taat kepada Allah.
Dalam kitab Sirah Sahabat karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy dijelaskan sebuah kisah tentang bentuk cinta serta pendidikan dari Rasulullah tentang umatnya. Al Bukhari, Ibnu Jarir, dan Al-Baihaqy mentakhrij dari Sayyidina Umar bin Khattab bahwa ada seorang laki-laki di zaman Rasulullah bernama Abdullah yang dijuluki himar.
Abdullah ini kerap dijatuhi hukuman karena meminum khamr (minuman keras). Suatu hari dia dijatuhi hukuman dera karena kesalahan yang sama. Lalu ada seseorang yang berkata: “Ya Allah, terkutuklah dia karena dia sudah sering melakukan kesalahan,”.
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian mengutuknya. Demi Allah, yang kutahu dia (Abdullah) mencintai Allah dan Rasul-Nya,”. Begitulah Rasulullah mendidik umatnya. Bahwa perkara cinta dan kasih haruslah tetap ditunjukkan dalam kondisi emosi seperti apa pun. (rol)