Eramuslim – PARA dokter hati (ulama) bertutur: “Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat, bila mata telah rusak dan buruk, maka hatipun rusak dan buruk. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan.“
Ia tidak layak dihuni cinta dan marifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah Ta’ala dan tidak akan mau Inabah (kembali) kepada Allah Ta’ala. Yang tinggal di dalamnya adalah kebalikan dari semua itu.
Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah Ta’ala dan dosa sebagaimana firmanNya pada An-Nur 30 dan 31 yang telah disebutkan.
Allah Ta’ala berfirman: “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS Ghafir/Al-Mukmin: 19)
Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap, sebagaimana menahan pandangan menyebabkan hati bercahaya. Bila hati telah bersinar maka seluruh kebaikan akan masuk kedalamnya dari segala penjuru, sebaliknya apabila hati telah gelap maka akan masuk kedalamnya berbagai keburukan dan bencana dari segala penjuru.
Seorang yang shalih berkata, “Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya dengan muroqobah (merasa diawasi Allah Ta’ala), menjaga pandangannya dari yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal haramnya) dan hanya memakan yang halal, pasti firasatnya tidak akan meleset.” (Inilah)
Oleh Abdullah Saleh Hadrami