Eramuslim – BARU turun dari panggung dakwah Kebun Dadap dalam rangka pengajian tentang Tahun Baru Hijriah. Ribuan jamaah kompak duduk di tanah lapang untuk bersama berdoa keberkahan di tahun 1441 H ini. Saya sampaikan tema sederhana saja sesederhana pemahaman saya yang penuh keterbatasan ini, yakni tentang perlunya semangat mensyukuri apa yang ada atau apa yang terjadi.
Yang perlu ditanamkan adalah keyakinan akan sifat rahman dan rahimnya Allah, keyakinan akan sifat adilnya Allah dan keyakinan akan sifat hakimnya Allah. Semua taksir yang terjadi adalah tak pernah bermuatan kedzaliman Allah kepada hambaNya. Dengan meyakini itu semua, maka tertutuplah pintu keluhan dan terbukalah pintu kesabaran dan kesyukuran.
Kita sering mempersepsi musibah sebagai nasib jelek yang pasti merugikan kita. Kita tak selalu sadar bahwa di balik takdir yang aeperti itu ada kisah indah yang Allah persiapkan bagi kita. Celakanya, saat kisah indah itu terjadi, keindahannya terkurangi oleh penyakit ‘andaikata’, yaitu andaikata sebelumnya tak terjadi musibah maka betapa akam lebih indah hidup ini.
Ketidakmampuan kita mensyukuri takdir yang dirasa tak nyaman adalah karena ketidaksabaran kita menunggu hikmah yang terpendam di dalamnya. Andai kita sesabar Nabi Yusuf menjalani takdir dibuang ke dalam sumur dan dipenjara akibat tuduhan palsu, maka kita akan memiliki akhir kisah hidup mulia dan bahagia. Sayangnya, dari awal derita kita terbiasa menjual keluhan dan mendramatisir derita.