Eramuslim – Perasaan takut dan penuh harap kepada Allah Swt adalah laksana dua sayap yang dipergunakan oleh orang-orang mukmin terbang ke derajat yang mulia di sisi-Nya. Kedua sikap ini juga laksana binatang tunggangan yang dapat digunakan untuk melewati segenap rintangan yang ada di jalan menuju kebahagiaan akhirat.
Dengan kata lain, tidak ada yang dapat menuntun seseorang yang bergelimang dosa dan kemaksiatan mendekat kepada Allah Swt selain rajaa’. Demikian juga, tidak ada satu sikap pun yang dapat menyadarkan seseorang yang senantiasa tenggelam dalam pusaran nafsu dan kenikmatan semu duniawi melainkan cambuk ketakutan dan teguran keras dari Allah Swt.
Dikutip dari Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah karya Dr Saad Riyadh disebutkan Anis bin Malik r.a meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw menjenguk seorang sehabat yang tengah menghadapi detik-detik kematiannya. Rasulullah Saw lalu bertanya, “Apa yang sekarang tengah terbentik pada dirimu?”
Sahabat itu menjawab, “Wahai Rasulullah Saw, saya saat ini penuh pengharapan kepada Allah Swt, dan merasa sangat takut dengan dosa-dosa yang telah saya lakukan”.
Mendengar jawaban sahabat itu, Rasulullah Saw lalu bersabda, “Tidaklah berhimpun kedua perasaan ini di dalam hati seseorang hamba pada kondisi seperti ini melainkan Allah akan memberikan kepadanya apa yang diharapkannya itu serta menyelamatkannya dari apa yang dia takutkan” (HR Ibnu Maajah). (Rol)