Eramuslim – KALAU di masa lalu saya butuh sebuah kitab untuk rujukan, maka saya harus terbang jauh ke Arab sana untuk membeli. Atau minimal saya titip ke teman atau kenalan yang pulang ke tanah air. Toko kitab di Jakarta bukannya tidak ada, tetapi koleksi yang mereka miliki amat terbatas.
Tetapi di masa sekarang ini, kitab-kitab tulisan para ulama, klasik atau modern, sudah banyak beredar di internet. Bisa diunduh sepuasnya dengan tanpa biaya apa pun.
Seorang kenalan pernah menghadiahi saya sebuah harddisk dengan kapasitas 1 Terrabyte. Isinya ribuan kitab-kitab para ulama hasil download di internet. Membaca judulnya saja tidak selesai seminggu, apalagi membaca isinya, bisa keburu ubanan belum selesai.
Namun demikian, tetap saja harus kita akui bahwa nonton ceramah para ulama di youtube atau membaca ribuan kitab, tidak akan menjamin kita paham ilmu agama, atau memastikan kita bisa langsung menjadi ulama seketika. Sebab kita tidak secara langsung akan ditegur kalau keliru dalam memahami. Seorang bisa saja punya interprestasi yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh gurunya.
Oleh karena itu belajar secara langsung kepada guru tetap menjadi sebuah keharusan. Sebab guru akan menegur kita manakala kita salah paham, kurang paham atau tidak paham-paham. Selain itu guru juga bisa melakukan serangkaian test atau ujian kepada kita.