Eramuslim – Sebagai ‘mata air’ hikmah, Ali bin Abi Thalib banyak mewasiatkan kepada umat Islam akan kehidupan, baik dalam memenuhi hajat profannya (material) maupun sakralnya (akhirati).
Dalam satu kesempatan misalnya, ia bertutur soal hubungan manusia dengan Sang Khaliq. Katanya, “Barang siapa telah memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka ia akan memperbaiki hubungannya dengan orang lain, dan barang siapa telah memperbaiki urusan akhiratnya, maka ia akan memperbaiki urusan dunianya.”
Ali juga menganjurkan kita berpikir dan merenungkan kembali informasi yang kita terima. “Renungkanlah berita yang kau dengar secara baik-baik (dan jangan hanya menjadi penukil berita). Penukil ilmu sangatlah banyak dan perenungnya sangat sedikit.” Cobaan atau fitnah di masa Khalifah Ali tak kalah hebatnya dengan fitnah-fitnah saat ini.
Agar tidak terjerumus dan terjebak dalam kubangan fitnah, kepada para sahabatnya Ali berpesan, “Ketika fitnah berkecamuk, jadikanlah dirimu seperti ‘ibnu labun’ (anak unta yang belum berumur dua tahun), karena ia masih belum memiliki punggung yang kuat untuk dapat ditunggangi dan tidak memiliki air susu untuk dapat diperah.” Begitu pun pandangannya soal manusia yang lemah.