Eramuslim – Allah menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Kata khalifah berasal dari tiga huruf yaitu kha’, lam dan fa’ yang artinya berkisar pada makna sesuatu yang berada di belakang dari sesuatu yang lain.
Lalu muncullah sebutan khalifah pada masa kepemimpinan Islam. Terdapat khalifah Abu Bakar, khalifah Umar Bin Khattab, khalifah Ustman Bin Affan dan khalifah Ali Bin Abi Thalib.
Ketua Pimpinan Cabang JQH NU Kota Depok, Imam Nafi Junaidi mengatakan, empat sahabat pengganti Nabi Muhammad SAW juga disebut Khulafa’ Rasyidin (pengganti kepemimpinan Nabi). Bentuk jamak dari khalifah adalah khalaif, sementara kata khulafa’ adalah bentuk jamak dari khalif. Tambahan huruf ta’ nist pada kata khalifah dimaksudkan sebagai penguatan makna atau istilah gramatikal arabnya adalah mubalaghah.
Manusia ditugaskan oleh Allah di muka bumi ini untuk menjadi khalifah. Sebagaimana firman Allah dalam Alquran,
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”
Allah berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Manusia diberikan potensi kepemimpinan yang luar biasa. Diberikan akal pikiran sehingga mampu memanfaatkan sumber daya alam dan menciptakan sebuah peradaban.
Allah Maha Mengetahui, maka Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi.