Demikian alasan masing-masing pihak. Selintas dalil-dalil mereka nampak bertentangan (taarudh) secara lahiriyah satu sama lain. Alquran menyebut bahwa manusia masuk surga karena amal salehnya, tetapi Al Hadis menyebut manusia masuk surga karena rahmat Allah Taala semata. Bukan karena amal salehnya di dunia.
Bagaimana mengompromikan dalil-dalil yang nampaknya bertentangan ini? Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
Menurut zahir hadis-hadis ini ada petunjuk bagi ahlul haq, bahwasanya seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga karena amal ibadahnya. Adapun firman Allah Ta’ala: (Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan) dan (Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan) dan yang semisal keduanya dari beberapa ayat Alquran yang menunjukkan bahwa amal ibadah itu dapat memasukkan ke dalam surga, maka semua itu tidak bertentangan dengan beberapa hadis ini.
Akan tetapi, ayat-ayat itu bermakna bahwa masuknya seseorang ke dalam surga karena amal ibadahnya, kemudian mendapat taufik untuk melakukan amal ibadah itu dan mendapat hidayah untuk ikhlas dalam ibadah sehingga diterima di sisi Allah, adalah berkat rahmat Allah dan karuniaNya. Maka, yang benar adalah tidaklah seseorang dimasukkan ke dalam surga semata-mata amal ibadahnya. Yang benar adalah adalah bahwa seseorang masuk ke surga dengan amal-amalnya yaitu dengan sebab-sebabnya, dan itu adalah bagian dari rahmat itu sendiri. Wallahu Alam. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/197. Mawqi Ruh Al Islam)
Syaikh Ismail Haqqi Al Istambuli Al Hanafi Rahimahullah menjelaskan: tidak pula saya dimasukkan ke surga karena amal, kecuali dengan rahmat Allah. Maksudnya bukan berarti meremehkan urusan amal, tetapi ini dalam rangka meniadakan keterpedayaan dengan amal tersebut, dan penjelasan bahwa amal itu disempurnakan dengan karunia Allah. (Tafsir Ruh Al Bayan, 8/334)