Suatu hari aku berdoa kepada Allah dengan mengatakan “ ya Allah, sampaikan aku pada puncak cita-citaku dalam ilmu dan amal, dan panjangkanlah umurku supaya aku bisa mencapai cita-citaku itu!”
Sesaat usai berdoa , sebuah was-was Iblis tiba-tiba saja menggangguku dengan bertanya ,” Lantas apa setelah itu? Bukankah kematian yang menghampiri? Kalau memang demikian , apa manfaat umur panjang untukmu ?”
Aku langsung menjawab :
“ Hai si dungu! Kalau saja kamu memahami kandungan doaku itu kamu pasti paham bahwa ia bukan senda gurau. Bukankah bila umurku makin panjang, maka setiap hari ilmuku akan bertambah, hingga buah tanamanku pun kian banyak, lalu aku pun bersyukur pada waktu panen nanti? Apakah aku mesti gembira andai saja aku mati 10 tahun yang lalu? Tidak , demi Allah karena ketika itu pengetahuanku tentang Allah belum ada sepersepuluh dari pengetahuanku tentang Allah, belum ada sepersepuluh dari pengetahuanku tentangNya sekarang,dan itu semua adalah buah kehidupan yang menunjukkanku pada dalil-dalil ke-esa-an Ilahi, yang mengangkatku dari lembah taklid buta ke puncak pengetahuan serta yang memberiku ilmu-ilmu yang mengangkat derajatku dan meningkatkan cahaya jiwaku.
Selain itu, tanaman akhiratku juga makin banyak dan jumlah pertolonganku pada pencari ilmu kian bertambah banyak dengan terus menerus mengajari mereka ilmu dan Allah pun telah menyuruh pemimpin para Rasul Shallallahu alayhi wa Sallam bersabda, “ Tambahnya umur panjang seorang mukmin akan menambah jumlah kebaikannya (Hadits riwayat Muslim No 2682)’
Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alayhi wa Sallam bersabda
“ Salah satu bentuk kebahagiaan seorang hamba adalah umur yang panjang dan tobat yang dianugerahkan Allah Azza wa Jalla kepadanya..”
Oh, alangkah senang hatiku andai saja aku diberi umur sepanjang umur Nabi Nuh Alayhis-salam; karena ilmu sangat banyak dan setiap kali aku menambah ilmu akan meninggikan kedudukannku dan menambah manfaatnya untukku. (Ibnu Qayyim – Shahidul Khatir)