Eramuslim – DI dalam surat Al-Mu’minun disebutkan beberapa ciri orang beriman. Salah satunya adalah apabila salat, maka shalatnya itu khusyu’. Kutipannya sebagai berikut:
“Telah beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang di dalam salatnya khusyu’.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)
Apabila kita buka kitab tasfir untuk mengetahui apa latar belakang turunnya ayat ini, kita dapati bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beberapa sahabat sebelumnya pernah melakukan gerakan tertentu di dalam salatnya, lalu diarahkan agar tidak lagi melakukannya. Bentuk arahannya adalah menerapkan salat yang khusyu’.
Dari Abi Hurairah berkata bahwa dahulu Rasulullah bila salat mengarahkan pandangannya ke langit. Maka turunlah ayat: yaitu orang yang di dalam salatnya khusyu’. Maka beliau menundukkan pandangannya. (HR. Al-Hakim)
Ibnu Maradawaih meriwayatkan bahwa sebelumnya Rasulullah menoleh saat salat. Saad bin Manshur dari Abi Sirin meriwayatkan secara mursal bahwa Rasulullah sebelumnya salat dengan memejamkan mata, lalu turunlah ayat ini. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan mursal bahwa para sahabat dahulu pernah salat dengan memandang ke langit lalu turunlah ayat ini. (inilah)
Sumber : Lihat tafsir Al-Baidhawi halaman 451 dan Tasfir Al-Munir oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili jilid 18 halaman 10