Eramuslim – SETIAP orang memiliki jalan pikirannya masing-masing. Setiap kepala juga punya cara yang berbeda dalam menilai sesuatu.
Itulah alasan bahwa kita tidak akan hidup tenang jika selalu sibuk dengan penilaian orang. Jangan mau dipusingkan dengan komentar-komentar orang lain, karena mulut mereka tak akan pernah diam.
Jika kita yakin berada di jalan yang benar, telah memberikan hak orang lain, telah menjalankan kewajiban dan sudah menampilkan akhlak yang baik maka tutup telinga rapat-rapat dari komentar orang-orang, karena mereka tidak akan berhenti menuduh dan mencari kesalahan.
Mengapa? Karena memang itulah kerjaan mereka. Para Nabi yang telah sempurna dan tidak memiliki cacat saja selalu dituduh, apalagi kita yang menyimpan banyak aib dan kesalahan ini?
Nabi Nuh as dituduh sesat.
Pemuka-pemuka kaumnya (Nuh) berkata, Sesungguhnya kami memandang kamu benar- benar berada dalam kesesatan yang nyata. (QS.Al-Araf:60)
Nabi Hud as dituduh kurang waras dan pendusta.
Pemuka-pemuka orang- orang yang kafir dari kaumnya (Hud) berkata, Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta. (QS.Al-Araf:66)
Nabi Shalih as disebut sebagai pendusta dan sombong.
“Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Pastilah dia (Shalih) seorang yang sangat pendusta (dan) sombong.” (QS.Al-Qamar:25)