Abu Bakar pun terkejut dan langsung memasukkan jari-jarinya ke dalam mulutnya supaya bisa memuntahkan makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam perutnya itu.
“Hampir saja engkau membinasakanku wahai pelayan!” katanya dengan nada marah. “Ya Allah, ampunilah aku atas keringat yang bercampur darah yang telah aku minum,” lanjutnya.
Sayangnya, Abu Bakar tidak bisa lagi mengeluarkan semua makanan dan minuman yang sudah masuk ke dalam perutnya. Dia pun bertanya, apakah semua yang dilakukan pelayannya ini semata-mata untuk mendapatkan makanan?
Abu Bakar pun mengatakan, jika dia pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka tempat terbaiknya.”
Selain itu Allah pun berfirman: “Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim 6:66).
Dari penjelasan di atas menerangkan, jika sesuatu yang haram dan masuk ke dalam tubuh, maka tidak akan diridhai Allah sehingga hidup pun tidak akan berkah karena adanya dosa yang menyelimuti.
Khususnya dalam menjaga perut. Rasulullah pun selalu selektif terhadap makanan yang akan disantapnya, tidak akan makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. (inilah)