Kikir dan Lalai Membawa Sengsara

“Wahai Tsalaba bersyukurlah dengan apa yang kau miliki saat ini,” nasihat Rasulullah. Beliau takut ketika Tsalabah memiliki harta benda akan menjadi lupa pada agamanya.

Tsalabah pun pamit undur diri, meski sesungguhnya dia belum puas. Dia ingin memperbaiki hidupnya. Keesokan harinya dia kembali datang dan meminta tolong Rasulullah untuk tetap mendoakannya.

Dia berjanji setelah akan menjaga apa yang nanti dia dapatkan dan menggunakannya untuk jalan kebaikan. Rasulullah pun akhirnya mendoakan Tsalabah agar memiliki harta dan bisa hidup dalam kemewahan. Dia nampak begitu senang lalu kembali pulang untuk memberi tahu istrinya dengan membawa dua ekor kambing pemberian Rasulullah.

Sejak saat itu Tsalabah rajin merawat dua ekor kambingnya. Menernaknya sehingga memiliki banyak anak hingga bertambahlah kambingnya.

Kini, dia pun sudah hidup berkecukupan. Namun, sejak dia sibuk mengurusi ternak kambingnya dia jadi jarang berjemaah. Bahkan dia sering mengakhirkan salat. Dia terlalu sibuk dengan kambing daripada harus bertemu dengan pencipta Alam Semesta.

Jarangnya Tsalabah yang tak lagi pernah muncul pun membuat Rasul bertanya-tanya. Ada apa gerangan dengan Tsalabah? Lalu Rasulullah pun mengutus sahabat untuk ketempat Tsalabah bertepatan dengan perintah zakat untuk kaum yang mampu.

Tsalabah yang saat ini sudah menjadi saudagar kaya diharapkan mau menzakatkan harta dari ternak kambingnya. Namun siapa sangka dengan gaya seperti orang bodoh dia berpura-pura tak mengerti tentang zakat atau pajak yang diajukan sahabat. Dia menolak berzakat.

Sahabat yang ditugaskan pun kembali dan langsung meghadap Rasulullah. Sahabat itu menceritakan semua perilaku Tsalabah.