Eramuslim – Suatu ketika, seorang sahabat datang menemui Rasulullah SAW dan bercerita kalau perut saudaranya sakit. Mendengar cerita itu, Rasulullah SAW berkata, ”Minumkanlah padanya madu.” Sahabat tersebut pergi dan kembali lagi sambil berkata, ”Madu hanya membuat perutnya lega dua atau tiga kali.”
Setiap kali menerima pengaduan sahabat itu, Rasulullah SAW berkata, ”Minumkanlah padanya madu.” Sampai akhirnya pada kali ketiga Rasulullah SAW bersabda, ”Allah pasti benar, yang berdusta adalah perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah padanya madu.” Kemudian sahabat itu pergi dan meminumkan madu kepada saudaranya dan sembuhlan penyakit perutnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW begitu yakin madu akan mengatasi berbagai penyakit. Keyakinan Rasulullah SAW bahwa madu mengandung obat bagi manusia karena telah difirmankan Allah SWT dalam Alquran, sampai-sampai Allah membuat satu surat dalam kitab suci Alquran yang mengambil nama an-nahl (lebah) yang kemudian memproduksi madu.
Tujuannya agar manusia dapat mengetahui hikmah dan tanda-tandas kekuasaan Allah di balik penciptaan lebah, agar manusia juga mengetahui betapa lebah yang kecil dapat memroduksi madu yang didalamnya terkandung obat untuk berbagai macam penyakit.
Prof dr Sa’id Hamad, dalam bukunya berjudul “Terapi Madu” tak hanya bertutur dari sisi Alquran dan hadits Rasulullah SAW mengenai kehebatan yang dimiliki madu sebagai obat. Ilmu pengetahuan modern menetapkan salah satu manfaat madu adalah karena dia mengandung enzim gandum yang dapat mengubah anomia menjadi zat gula yang dapat merangsang dan memperkuat lambung.
Madu juga dinyatakan sebagai bahan yang dapat memperkuat jantung, karena glukosa jelas bermanfaat bagi kesehatan otot jantung. Madu dapat menggantikan zat-zat yang hilang disebabkan kerja jantung yang tidak pernah berhenti dan madu dapat menjadikannya lebih kuat dan awet. Madu juga dianggap sebagai zat antibiotik yang mampu membunuh bakteri dan kuman.